Sabtu, September 05, 2009

Australia (Ausie)

Di lempar roti

Pada suatu hari saya dan beberapa teman setelah selesai kuliah berjalan beriringan menuju ‘bus stop’, tiba-tiba ada sebuah mobil dengan atap terbuka melaju kencang …tampak sekilas beberapa pemuda didalamnya ..tiba-tiba satu atau dua orang di antara mereka berdiri …kemudian melempar roti (dengan kencang) kearah kami …sambil berteriak ….(Maaf) …mengeluarkan kata-kata umpatan..’ untung saya dan yang lain refleks menghindar ..kalau tidak… bisa kena muka …lumayan itu kalau kena bisa sakit. Rupanya, setelah beberapa hari saya cari informasi, ada sekelompok kecil masyarakat sydney yang anti orang Asia … mereka merasa ekonomi dan pekerjaannya mulai terancam … orang Asia yang dimasud tentunya bukan kita orang Indonesia ..mereka rupanya tidak begitu suka dengan orang Jepang dan Korea …tapi mana bisa mereka membedakan wajah kita dengan orang Jepang atau Korea (kita juga sulit membedakan wajah orang Inggris, Amerika, Australia, atau bahkan Rusia. Saya baru bisa tahu ciri-ciri perbedaan mereka setelah lama bergaul dengan mereka).

Kelompok ini walaupun kecil tetapi eksis, bahkan secara politis mereka punya partai politik …. Mereka sering berkampanye mengenai Ausie yang bebas dai ‘ancaman’ orang Asia …tapi tentu saja mayoritas masyarakat Sydney tidak mau terhasut …hari gini masih rasialis …

City Tour


Ini adalah salah satu program yang saya sukai ..karena kalau city tour segalanya diatur kordinator program …kami tinggal duduk manis ..keliling kota mengunjungi objek wisata ..makan-makan. Selain keliling kota, kami juga ke ‘Blue Montain’ objek wisata alam pegunungan yang cantik sekali. Di sana terdapat tiga gunung yang disebut ‘three sister’ (pake ada legendanya lagi). Biasa, guide nya Amanda. Dia sabar sekali ‘mengasuh’ kami, padahal ngurus 30 orang kan enggak gampang.
Selama di sana, beberapa dari kami malah sempat bernyanyi bareng dengan pengamen hippies menyanyikan beberapa buah lagu (di Ausie, ngamen adalah pekerjaan legal. Cuma di sana ngamennya beda, mereka menyanyi tetapi tidak pernah minta uang. Mereka cukup menyimpan topi dengan terbalik, membuka kotak gitar atau biola ..kalau pengunjung merasa terhibur …baru memberi uang dengan cara memasukkannya ke tempat tersebut. Umumnya pengamen di sana adalah siswa/mahasiswa jurusan musik).

Orang Ausie tidak bisa bikin nasi

Setiap satu atau dua bulan kami kumpul bareng dengan panitia pelatihan di sana untuk ‘round table meeting’. Acaranya santai sambil membahas ‘progress report of program’. Biasanya dalam acara seperti ini menu hidangannya adalah nasi …tapi masaknya cara Ausie.
Rasa nasinya aneh …dilidah masih grenjal-grenjel alias belum matang …untuk ukuran orang sana ..sudah matang. Kalau diprosentasikan, kira-kira baru 85 sampai 90 prosenlah matangnya …pokoknya terasa aneh dilidah.

Oh ya lupa, saya masih sering diledek kalau bahasa Inggris saya berlogat Filipina (sebetulnya sih tidak ..biasa saja). Mereka biasanya ngomong begitu karena heran saya masih betah tinggal di Langevild Road alias di rumahnya Maria. Memang orang Filipina kalau ngomong Inggris agak beda, contoh: kata ‘Come back’ mereka ucapkan jadi ‘kambak’, ‘what ever’ bunyinya jadi ‘what eber’…...aneh ya. Saya pikir itu cuma slank atau logat aja, soalnya orang Ausie juga punya logat yang lucu. Nama-nama bulan di kalender yang berakhiran ‘ber’ mereka ucapkan jadi ‘bah’. Bulan September, Oktober, November, Desember ….kalau diucapkan mereka bunyinya jadi Septembah …Oktobah …Novembah …Desembah. Diantara bangsa-bangsa penutur asli bahasa Inggris, Australian English sering diledek sebagai Baby English …bahasa Inggris bayi…yaitu tadi karena logatnya. Sementara British English sering disebut sebagi robotic English … karena orang inggris kalau ngomong hampir tanpa ekspresi ….jadi iklan ‘ekspresinya man na?’ cocok untuk orang Inggris.

Sebetulnya making conversation with Australian or even with English or American ..tidak terlalu sulit karena kalaupun kita salah memilih kata atau salah mengucapkan, mereka tetap bisa memahami maksud kita. Ilustrasinya kayak anak kecil ngobrol bahasa Indonesia dengan kita, walaupun bahasanya enggak jelas tetapi kita bisa memahami maksudnya. Yang repot kalau making conversation (in English) sama orang China atau Jepang ..karena masing-masing bukan penutur asli bahasa Inggris ditambah stuktur bahasa masing-masing yang berbeda …akibatnya obrolan sering tidak jelas alias sulit menangkap maksud pembicaraan.

Magang , Puasa, Natal, Boxing Day, Tahun Baru, dan Lebaran

Selain belajar di TAFE, kami diharuskan mengikuti program magang. Saya magang di Departement Store bernama K-Mart. Karena waktu magang bertepatan dengan bulan puasa, agak berat juga menjalaninya. Coba bayangkan, orang puasa kan harus makan sahur ..ya kira-kira jam 3 atau ½ 4 pagi. Nah orang Australia bangunnya saja jam 7 pagi. Jadi biasanya kalau saya mau makan sahur, Maria menyiapkan makan malam-malam dipiring dibungkus plastic wrap. Nah, jam 3 pagi saya bangun, ambil makanan itu, buka plastic nya, masukkan microwave …terus makan sahur ….sendirian …dan pelan-pelan karena takut mengganggu orang lain.

Puasanya lebih lama, karena ketika itu musim panas …jadi buka puasanya sekitar jam ½ 8 malam. Sementara orang-orang Ausie makan malamnya jam tujuh. Pernah suatu kali Maria mengundang temannya ..kemudian dia menjamu makan malam (saya juga ikut makan malam). Karena belum waktunya buka puasa …ya saya cuma ngobrol saja sementara yang lain makan malam …..Kadang-kadang Maria ngeledek ‘Baban, you look dying, lets have dinner together’ (Baban, kamu kelihatan sekarat, ayo makan malam bareng) katanya. Saya cuma bisa senyum ….. Untuk menghemat energi …ya senyum saja. Melihat orang makan malam sementara saya belum waktunya untuk makan …..merupakan sebuah perjuangan berat ….

Yang agak sulit magang di bulan puasa adalah rasa haus dan kantuk. Haus karena waktu itu musim panas, ngantuk karena kalau puasa biasanya kurang tidur.
Saya ditugaskan di bagian pernak-pernik natal. Setiap ada pembeli bertanya tentang aksesoris untuk pohon natal, saya selalu menjawab: ‘Please, take a look. Everythings are avalaible here’ . Tapi tidak jarang mereka tidak menemukan barang yang dicari, kemudian mereka menanyakan kembali. Nah, di sini saya baru bingung (bayangkan, dalam bahasa Indonesia saja saya tidak tahu tentang pernak-pernik untuk merayakan natal …lha ini dalam Bahasa Inggris). Kalau sudah begini biasanya saya mulai nekad ‘over there’ jawab saya sambil menujuk ke arah yang lain. Untungnya mereka nurut, padahal di tempat yang saya tunjuk sudah dapat dipastikan tidak akan ada barang yang mereka cari …ha…ha…ha.

Tapi ada juga pembeli yang balik lagi setelah mereka nyari ke tempat yang saya tunjuk. Mereka biasanya tanya lagi …I didn’t find the goods …where I can find it?’ tanya mereka sambil melihat ke saya. Nah kalau sudah begini …pusing deh…, karena saya juga tidak tahu, terpaksa jurus pamungkas dikeluarkan. Saya bilang ‘I am sorry I don’t know. It’s my first day here’ ..Jawab saya dengan nada yang sengaja dibikin agak memelas. Mendengar jawaban itu mereka bukan marah ….tapi malah menjabat tangan saya sambil berkata ‘Is it? ..Congratulation’ katanya ‘No problem, I can find it by my self’ katanya melanjutkan.
Jurus itu saya pakai, karena saya tahu orang Australia sangat menghargai orang yang mau bekerja. Di sana orang yang nganggur disantun negara, kalau mereka bisa menyimpan uang dan tidak menghambur-menghamburkannya, mereka bisa mengumpulkan uang itu buat beli mobil atau jalan-jalan ke luar negeri. Uang santunan penganggur lebih besar dari pada uang saya. Santunan itu diberikan setiap minggu. Bahkan tidak sedikit yang kemudian pergi ke Bali. Jadi orang Australia yang jadi turis di Bali …tidak sedikit lho yang di negara asalnya pengangguran. Tapi karena mereka kalau dapat santunan merasa tertekan secara psikis …biasanya mereka melarikan diri ke alcohol. Jadi banyak penganggur yang alcoholic.

Di Ausie, orang yang jobless (pengganggur) atau yang miskin sekalipun tidak akan pernah kelaparan, karena selain dapat santunan, di toko-toko juga disediakan barang generik (di kita yang generik itu cuma obat. Di sana segala macam ada generiknya). Jadi dari mulai es krim, coklat, kopi, susu, dan bahkan film untuk kamera ….ada generiknya, dan tentu saja harganya murah. Contoh es-krim satu kotak besar, kalau yang ada merknya AUS $ 20, sedangkan kalau generic dengan ukuran yang sama cuma AUS $ 2.5.
Hebatnya orang yang tidak miskin tidak pernah mau membeli barang generik, karena mereka merasa tidak berhak untuk membeli itu. Lha kalau di kita? Yang beli beras miskin (raskin) itu ada juga orang kaya …raskinnya terus ditimbun ….habis itu dijual lagi …biar dapat untung. Selain itu, kompor gas dan tabung gas untuk pengganti minyak tanah saja ada yang jatuh ke orang-orang yang tidak berhak alais tidak miskin.
aneh memang ya orang kita ini …wong digolongkan miskin koq seneng?

Kembali ke magang, jurus seperti itu selalu saya keluarkan setiap saya kebingungan nyari barang di department store, setiap bingung dengan pertanyaan pembeli selalu saya bilang ‘It’s my first day …..’ . Untung mereka pada percaya …padahal saya sering ngomong begitu ….ha…ha…ha…bule bisa juga dikibulin. Yang berat lagi karena lagi puasa kan agak lemes, kalau di Indonesia hampir semua maklum kalau sedang puasa kerja kita boleh ‘agak lambat’. Di Ausie mereka nggak peduli mau lagi puasa …mau enggak …yang jelas kerja harus sesuai SOP (Standard Operational Procedure).

Bulan puasa, natal , tahun baru, dan lebaran waktunya hampir bersamaaan, jadi satu minggu sebelum natal saya libur. Waktu Natal tiba, Maria dan keponakan-keponakannya merayakan natal di apartment …saya ikut tukar menukar kado …dan dapat pisau lipat Swiss Victorinoc (pisau lipat itu sampai sekarang masih saya simpan).

Karena kuliah masih libur terus masih puasa, saya sering janjian sama teman untuk jalan-jalan. Puasa kalau di rumah saja kan suntuk. Saya biasanya jam 10 pagi sudah mulai keliling kota. Setelah itu ke pantai (kalau musim panas pantai penuh sesak dengan orang yang berenang. Walau musim panas, kecuali di kantor, orang Ausie jarang pakai AC di rumah). Liburan ke pantai? Wong namanya orang di pantai 99,9% ya pakaiannya bikini bahkan ada yang no bra ….sedangkan saya lagi puasa …dilihat dosa ….enggak dilihat …lha wong kelihatan ….pusing deh!

Selama musim panas, selain pantai banyak juga sebetulnya tempat untuk ‘hang out’. Di hampir setiap sudut kota kalau week end banyak pertunjukkan musik gratis. Ada jazz, Pop, Blues …. Selain pertunjukkan musik, pameran juga ada.

Berburu souvenir masih terus dilakukan. Beberapa teman Ausie memberi saran kalau ingin belanja dengan harga yang agak murah jangan lagi deket natal, coba deh lagi ‘boxing day’ katanya. Boxing day? Saya mikir, apa itu? Awalnya saya pikir di Ausie akan ada pertandingan tinju ‘…gila…untuk pertandingan tinju saja mereka sampai memberi nama hari secara khusus ….hebat juga’ gumam saya dalam hati. Eh….ternyata boxing day itu enggak ada hubungan sama sekali sama tinju. Boxing day adalah hari setelah perayaan natal …jadi karena orang-orang mau merayakan natal pada membeli barang-barang baru, otomatis harga-harga jadi mahal. Setelah natal pembelian produk biasanya sepi …nah disitulah boxing day. Belanja pada waktu boxing day biasanya antri, karena selain harganya murah …diskonnya juga banyak.

Istilah bahasa Inggris banyak juga yang aneh. Selain boxing day, saya ingat ada tulisan di jalan yang bunyinya ‘Don’t Walk’. Setelah tanya sana sini, akhirnya saya tahu ‘don’t walk’ artinya dilarang menyebrang!.

………………………………
Tanggal 31 Desember 1998, sore hari saya dengan beberapa teman (kami semua sekitar 6 orang) sudah kumpul dan siap menuju kawasan Sydney Opera House untuk melihat pertunjukkan fire works (kembang api). Sebelum berangkat, kami menyiapkan segala sesuatu termasuk makanan dan minuman untuk buka puasa. Kami beli makanan yang praktis… Pizza. Kurang lebih jam 6 sore, Sydney Opera House dan sekitarnya mulai dipenuhi banyak orang (pertunjukkan kembang api yang menelan biaya milyaran rupiah ini merupakan acara tahunan di Ausie dalam menyambut tahun baru. Ini dilakukan setiap tahun sampai sekarang)

Jam 8 malam, opera house mulai penuh sesak. Banyak artis dan orang-orang penting Australia datang ke opera house dan masuk ke dalam gedung untuk menyaksikan pertunjukkan opera (karena bukan artis …saya..ya cuma di luar …ha…ha…ha..). orang-orang berteriak-teriak melihat artis idola mereka. Sementara yang lain hanya bisa melihat di luar gedung sambil menunggu pertunjukkan kembang api. Suasananya meriah sekali, orang hilir mudik, berebut tempat untuk mencari ‘the best view’ dan lain sebagainya.
Setelah buka puasa …minum…nunggu ..nunggu lagi …akhirnya tiba saatnya pertunjukkan kembang api. Lampu di sekitar Sydney Opera House dan disekitar Sydney Harbour Bridge dipadamkan, kemudian terdengar suara …siuuuuuuuuuut…dor…siuuuuuuuuuuuut dor …..kembang api meluncur dan meledak bersahutan di langit Sydney diiringi teriakan orang-orang yang menontonnya. Pertunjukkan kembang api berlangsung lebih dari satu jam. Setelah pertunjukkan kembang api selesai, orang-orang berpelukan dengan siapa saja yang ada didekatnya dan saling mengucapkan ‘Happy New Year …Happy New Year, Mate’. Pemuda-pemuda Sydney ..(maaf)..bahkan mencium beberapa pipi perempuan yang ada didekatnya ….sambil mengucap ‘Happy New Year’. Teman saya yang perempuan ..pipinya dicium bule …dia kaget, malu …tapi kayaknya rada senang juga tuh …ha…ha…ha …(soalnya setelah itu dia ketawa-ketawa). Sumpah …..meriah sekali suasananya saat itu.

………………………..
Ketika lebaran tiba, saya dan kawan-kawan sholat Ied di daerah Maroubra di mana banyak orang Indonesia tinggal. Setelah sholat kami semua bersalam-salaman, kemudian sibuk cari telepon umum untuk ngontak keluarga di Indonesia. Saya telpon orang tua ke Bandung untuk meminta maaf dan mohon do’a supaya bisa menyelesaikan program dengan baik, saya juga telpon istri dan anak-anak di Cirebon. Anak ke dua yang waktu saya tinggal pergi, ngomongnya belum lancar …sekarang sudah mulai cerewet …banyak sekali ngomongnya ….membayangkan mereka waktu itu sediiiiiiiiiiiiih sekali ….rasa kangen yang tak tertahankan tiba-tiba menyergap tubuh.
Selesai telpon-telponan, kami semua menuju ke Sydney Botanical Garden (kebun raya sydey), letaknya tidak jauh dari Sydney Opera House. Di sana kami makan-makan, bikin acara, saling bermaaf-maafan, nyanyi-nyanyi …pokoknya bergembira bersama. Lebaran di negeri orang tentu saja berbeda dengan di Indonesia. Saya kehilangan suasana lebaran …di sana tidak ada orang yang menyiapkan lontong plus kari ayam …makanan khas lebaran, tidak ada orang yang datang bersalaman …dan lain sebagainya …pokoknya ‘I lost the special atmosphere’.

Selesai acara di Sydney Botanical Garden, saya dan beberapa teman (yang tinggalnya saling berdekatan) kemudian melanjutkan acara kumpul-kumpul di tempat salah seorang teman di daerah green wich. Tempat dia agak luas …sedikit berbukit …ada lapangan tenisnya …pokoknya asyik untuk tempat kumpul-kumpul. Kami kembali makan-makan dan bernyanyi bersama (kebetulan salah seorang dari kami sempat beli gitar beberapa minggu sebelumnya).

Oh ya, saya juga nelpon beberapa teman dan saudara di tanah air untuk mengucapkan selamat idul fitri …mereka surprise …lebih-lebih mendengar kabar saya baik-baik saja.
Selengkapnya...

Kamis, Agustus 13, 2009

Australia (Ausie)

Kuliah dan Jalan-jalan:

Mata kuliah di TAFE secara garis besar terbagi tiga: Bahasa Inggris, Vocational, dan Teaching-Learning. Bahasa Inggris dan Teaching-Learning tidak dicampur dengan mahasiswa umum alias khusus kelompok Indonesia. Sementara Vocational, kuliahnya campur dengan mahasiswa di sana.

Setiap selesai kuliah, saya hampir tidak pernah langsung pulang, masalahnya rada

enggak betah tinggal di apartement. Saya dan teman-teman biasanya jalan-jalan ke down town. Kadang naik kereta Api, Ferry, atau Bus …. Mumpung gratis ….. (kami semua dapat tiket tiga bulanan). Banyak sekali hal-hal baru yang ditemui, misalnya: orang yang mau naik bis selalu antri rapi di bus stop, jadwal kedatangan bisnyapun tidak pernah meleset jauh (paling lambat sekitar 5 menit). Penumpangnya selalu naik dari pintu depan dan turunnya dari pintu belakang. Yang lebih menakjubkan bis dibuat sedemikian rupa agar orang yang menggunakan kursi rodapun bisa naik. Bis bisa disetel agak miring ke trotoar, kemudian penumpang yang menggunakan kursi roda masuk .. terus ke bagian belakang ..disana ada tiang …untuk menahan kursi roda. Kalau bis sudah penuh biasanya supir memberitahu calon penumpang agar menunggu bis berikutnya …. Dan herannya semua nurut sama supir (Soalnya kalau maksa naik, sementara bis sudah penuh, supir tidak mau menjalankan bisnya … alhasil penumpang yang memaksa tersebut akan dimarahi semua orang). Oh ya, satu hal lagi, pengendara mobil di Sydney jarang sekali/hampir tidak pernah menekan klakson (enggak kayak di kita ..klakson kadang-kadang dimainin). Juga tidak ada mobil dengan knalpot yang bising …semuanya standar.

Sistem di sana berjalan baik. Kalau mendekati traffic light yang sudah berwarna kuning, mereka memperlambat kendaraannya karena traffic light akan merah (di kita biasanya tancap gas). Hak pejalan kaki betul-betul dihargai. Di Zebra cross .. orang kalau mau menyebrang …baru juga mengangkat kaki untuk menyebrang ..mobil sudah berhenti …dan tidak pernah menekan klakson supaya pejalan kaki buru-buru nyebrang …pengendara sabar sekali menunggu orang yang nyebrang … bahkan nenek-nenek sekalipun yang nyebrangnya lambat ….ditunggui!!!

Disiplin orang Ausie terhadap peraturan patut diacungi jempol. Tidak hanya untuk urusan lalu lintas, tetapi juga urusan yang lain. Mau naik kereta Api antri dengan tertib, bayar ke kasir antri, beli makanan di kantin antri.

Di Kereta Api jarang ada petugas yang merazia tiket. Tetapi sekali ada razia dan ada orang yang naik tanpa tiket bisa didenda beberapa kali lipat dari harga tiket.

Saya biasanya pulang ke apartemen mendekati jam makan malam. Setelah makan malam terus keluar lagi menuju taman kota – di sana dihampir setiap ‘kecamatan’ terdapat taman kota lengkap dengan kursi-kursi untuk duduk santai dan biasanya ada panggung untuk pertunjukkan musik untuk anak sekolah. Disekitarnya terdapat perpustakaan (perpustakaan kalau malam memang tutup, tetapi kita bisa mengembalikan buku karena walupun tutup, dipintunya diberi lubang sehingga kita bisa mengembalikan buku dengan cara memasukkannya ke lubang tersebut), dan juga restoran di sekitarnya. Di taman kota biasanya saya dan kawan-kawan (sering janjian untuk ketemu) kumpul bareng sambil cerita-cerita mengenai apa saja. Jam 9 atau sepuluh malam, saya baru pulang ke apartemen setelah puas kongkow-kongkow dengan teman-teman.
Pada bulan-bulan awal, saya merasakan suasana sebagai turis ..artinya kami merasa sedang ‘piknik’ ..sehingga terkadang agak kesulitan karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat.

Rasa kengen terhadap keluarga sering sekali melanda. Kalau sedang kangen dengan keluarga biasanya saya nelpon, atau kalau terlalu larut untuk nelpon ..saya biasanya memandangi foto anak. Pernah suatu kali, saya rental VCD (dari orang Indonesia ..biasa VCD bajakan).Diputarnya di laptop yang dibeli dari uang yang diterima setiap minggu, sebagian saya sisihkan untuk beli laptop (laptop second). Waktu itu di Ausie secara legal belum ada VCD, karena di sana rupanya sebelum segalanya siap termasuk peraturan peredarannya, maka VCD termasuk VCD player belum diperbolehkan untuk diperjual belikan). Kalau tidak salah VCD yang disewa ceritanya mengenai seorang anak ‘autis’ (saya lupa judulnya. Film ini bebeapa kali pernah diputar di TV swasta kita) yang hobinya mengisi teka-teki/puzzle, kemudian secara tidak sengaja berhasil menembus system intelejen (sehingga bisa membahayakan intel-intel Amerika di seluruh dunia). Karena dianggap ‘membahayakan negara’, anak tersebut dikejar untuk dibunuh. Anak tersebut kemudian berhasil diselamatkan oleh seorang detektif/polisi yang diperankan oleh Bruce Willis. Selama menonton film di VCD …kira-kira jam 00.30..ditengah-tengah kesunyian malam …secara enggak sadar air mata menetes membasahi pipi … saya menangis, sediiiiiiih sekali waktu itu ..lihat tokoh anak kecil yang teraniaya …dan pikiranpun melayang .. saya teringat anak di tanah air ..siapa yang menjaga dia ..sedang apa dia …

………………..

Selama kuliah ….. banyak ilmu dan suasana baru yang saya dapatkan, seperti suasana belajar di kelas, kelengkapan perpustakaan, dan sebagainya. Dari semua itu, ada satu hal yang bikin saya kaget yaitu kebiasaan mahasiswa dan dosen di Ausie. Betapa tidak, dosen kalau menulis sesuatu di white board kemudian board makernya habis, dia dengan bebas melemparkannya ke tong sampah yang letaknya di pojok. Nah kalau dosennya seperti itu, bisa dibayangkan bagaimana mahasiswanya?
Cara berpakaian mahasiswinya minta ampun …sudah roknya mini ..udelnya ngintip …duduknya tumpang kaki lagi ….
Kalau istirahat, saya dan yang lainnya makan di taman kampus (setelah antri beli makanan di kantin). Makan seperti ini harus hati-hati karena banyak burung yang beterbangan dan nongkrong di pohon atau di meja …burung ini dilindungi undang-undang alias tidak boleh diganggu. Jangankan diganggu .. diberi makan saja.. ..juga dilarang .. burungnya kalau dikasih makanan oleh kita dan kemudian jadi kenapa-napa …wah repot bisa didenda. Selain itu, (maaf) burung buang kotorannya kan sembarangan …kalau tidak hati-hati bisa-bisa …jatuh kena makanan.

Kalau hari minggu, saya biasanya tenis dengan kawan-kawan di kampus (olah raga… penting dong!). Kadang-kadang dari rumah saya jalan kaki atau lari ke kampus ..hitung-hitung ‘warming up’. Di sana walaupun kita sering jalan atau lari-lari, sepatu tidak pernah berdebu …Sydney kotanya bersih sekali (padahal Sydney adalah kota Megapolitan …pendududuknya terpadat di Ausie, yaitu sekitar 4 jutaan)..langitnya biru jernih …Langit di Indonesia yang jernih di mana ya? Mungkin di kampung dekat pegunungan di sekitar Cianjur..itu pun kalau ada. (saking bersihnya kota, saya tidak pernah merasakan digigit nyamuk. Mobil truk kalau membawa bahan bangunan seperti bata merah misalnya, bata merahnya ditutup rapi dengan plastik, sehingga tidak ada debu beterbangan …di kita truk sampah kalau lewat …idih sampahnya ke mana-mana …dan baunya itu lho ….) Terus tidak pernah saya keserempet mobil, karena kalau kita sedang berlari kemudian ada ‘inter section’...tinggal lihat saja traffic lightnya ..kalau lampu tanda menyebrangnya hijau ..tidak usah ragu-ragu ..terus aja lari ..aman koq ..karena mobil otomatis pada berhenti. Atau kalau dari jarak yang agak jauh tanda menyebrangnya merah …ya larinya pelan-pelan ..atau lari ditempat …begitu lampunya hijau …kemudian kita berlari lagi. Oh ya, traffic light di sana dibuat sedemikian rupa ..kalau lampu tanda menyebrang menyala hijau..ada suara yang berbunyi..ternyata suara itu untuk membantu yang tuna netra menyebrang jalan.

Penghijauan kota dan lingkungan hidup sangat diperhatikan. Di sana orang bebas menanam pohon di pekarangan rumahnya …tetapi kalau ingin menebangnya harus minta izin ke pemda setempat.

Setelah tenis ..sekitar jam 10 atau 11 …raket dikembalikan ke kampus ..terus jalan-jalan ke pusat kota atau kedaerah yang menjual makanan Indonesia (di Maroubra banyak rumah makan Indonesia …mulai dari nasi uduk …sampai soto..ada semua ..termasuk masakan padang).

Bersambung .....
Selengkapnya...

Rabu, Agustus 12, 2009

Pagemaker

Pagemaker


Adobe PageMaker adalah sebuah program desktop publishing yang sangat terkenal. Selain digunakan untuk mengolah kata, juga bisa digunakan untuk design publishing dan layout halaman.
Program ini banyak digunakan untuk merancang sebuah layout halaman dalam pembuatan surat kabar, majalah, pampflet, novel, poster, tabloid, dan lain sebagainya.

Adobe Pagemaker banyak digunakan di dunia percetakan, sab lon, industri, periklanan, dan lain sebagainya. Untuk mempelajari adobe Pagemaker , silahkan klik untuk down load file-file di bawah ini:
a. Membuat dokumen baru
b. Area kerja pagemaker
c. Menggunakan frame sebagai place holders
d. Memasukkan, mengedit, dan memformat teks
e. Menginsert gambar
f. Menyimpan, mencetak, dan mengsekspor file

Selengkapnya...

Kamis, Agustus 06, 2009

Desain Grafis

I. PENDAHULUAN

A. Batasan Desain Grafis Komunikasi
Istilah desain berasal dari bahasa Perancis “desiner” yang berarti menggambar, kadang-kadang diartikan dalam pengertian “merancang, menciptakan bentuk, susunan, garis, bentuk (bidang, earna (nada), dan tekstur biasa diartikan juga merancang, pola dua maupun tiga dimensi, memilih dan menyusun, memecahkan masalah bertujuan menciptakan susunan, organisasi”.
Kata Grafis mengandung dua pengertian, yaitu Graphein (Latin: garis) kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis dan Graphishe Vakken (Belanda:

pekerjaan cetak) kemudian menjadi Grafika yang diartikan sebagai percetakan.
Adapun Komunikasi (Latin: Communis) yang artinya memberitahukan yang mengandung maksud memberikan dan menyebarkan in
formasi, berita, pesan, ide-ide, agar hal-hal yang memberitahukan itu menjadi milik bersama.
Ketiga pengertian keilmuan di atas dalam Desain Grafis Komunikasi adalah keterampilan dalam menciptakan media informasi berupa cetakan dua dimensi yang bersifat statis.
Ada tiga keilmuan yang mendasar da
lam bidang Desain Grafis Komunikasi, yaitu Desain, Komunikasi, dan Desain (Seni). Dalam Terapan, dua keilmuan yang hampir sama dalam pendalaman keilmuan, yaitu Komunikasi Visual dengan Komunikasi Grafis.

Komunikasi Visual dalam pengertian yang luas adalah berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan media dua dimensi maupun tiga dimensi, baik statis maupun dinamis,
seperti produk percetakan, televisi, film, animasi, dan enternet. Adapun komunikasi Grafis merupakan bagian dari komunikasi visual yang mengarah ke media dua dimensi bersifat statis, seperti produk-produk percetakan.
Bidang Desain Grafis Komunikasi mencangkup berbagai bidang, yaitu menyangkut teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi, warna, tata letak, dan proses percetakan yang disertai pula pengertian tentang bahan dan biaya. Tujuan utama teknologi grafis komunikasi, tidak
saja menciptakan atau perencanaan fungsional estetik, tetapi juga informatif dan komunikatif dengan masyarakat. Bila dilengkapi dengan unsur psikologi massa dan teori pemasaran, maka karya teknologi grafis komunikasi Merupakan media promosi yang sangat potensial.
Dalam perkembangannya, dunia Desain Grafis Komunikasi meliputi dunia kegiatan yang
sangat luas, mencakup semua aspek komunikasi melalui bentuk media komunikasi mulai
dari penciptaan logo, p
erencanaan dan pembuatan buku, koran, majalah, tabloid serta perwajahannya, ilustrasi (fotografi) dan tipografinya, perencanaan wajah kalender meja dan dinding, pembuatan stasionery; meliputi kartu nama, amplop, kop surat, map, formulir, dan memo. Ada juga grafis dalam bentuk kemasan, sticker, leaflet, kartu pos, kalender poster, folder, brosur, manual book, katalog, agenda, iklan layanan masyarakat,
dan sebaginya Tegasnya semua kebutuhan informasi visual cetak yang perlu dikomunikasikan dari seseorang atau kelompok kepada orang lain atau masyarakat menjadi bidang kegiatan teknologi grafis komunikasi. Hal ini sesuai dengan tuntutan hidup efektif yang selalu membutuhkan informasi yang cukup dan baik. Bidang profesi Desain Grafis Komunikasi dapat terserap di tempat perusahaan penerbitan kuku, perusahaan penerbitan surat kabar, perusahaan penerbitan majalah, perusahaan periklanan, perusahaan desain kemasan, periklanan (Advertysing), ilustrator, fotografer, dan sebagainya. Selain itu Desain Grafis Komunikasi juga me
njadi penunjang pada non-komunikasi, seperti lembaga swasta/pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik/manufacture, dan usaha dagang.

B. Muatan Lokal Dalam Desain Grafis Komunikasi

Sejalan dengan kemajuan di bidang Desain Grafis Komunikasi secara global, maka untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan industri tersebut diperlukan upaya peningkatan sumberdaya manusia guna menghadapi pasar bebas. Sumberdaya manusia yang handal dan mempunyai keahlian di bidang komunikasi yang baik secara manual maupun elektronik sangat dibutuhkan. Salah satu upaya lagi peningkatan kemampuan sumberdaya manusia tersebut adalah dengan memberikan pembinaan dan pendampingan melalui program pendidikan Desain Grafis Komunikasi.
Desain Grafis Kom
unikasi merupakan salah satu program pendidikan “unggulan” era teknologi informasi dan komunikasi ini. Lulusan program studi ini juga diharapkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan “dalam peningkatan” sumber daya manusia di bidang Desain Grafis Komunikasi yang bermuatan Local-Genius KeTimuran berkharakter budaya Indonesia.
Penguatan muatan lokal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dihasilkan mempunyai “sense of belonging” dan menghargai budaya yang kita miliki sebagai dasar penciptaan karya Desain Gafis Komunikasi yang mempunyai ciri khas Indonesia.


C.Pendalaman

Carilah Karya Desain Grafis Komunikasi yang mempunyai ciri local genius yang telah beredar / terbit. Cobalah saudara mengevaluasi, apa kelebihan dan kekurangan desain tersebut
(Sumber: Desain Grafis dan Komunikasi, BSE - Depdiknas)
Selengkapnya...

Selasa, Agustus 04, 2009

Australia (Ausie)

Dikenalkan dengan Amanda

Udara di sekitar hotel dinginnya minta ampun, saya sampai harus sering-sering mandi pakai air panas (orang sana kalau kedinginan biasanya enggak pernah mandi pagi, mereka mandi malam-malam sebelum tidur … paginya cuma cuci muka …jorok ya?). Sesudah sekitar satu minggu menginap di Glen Fery, akhirnya saya diberitahu bahwa kami semua akan dipindahkan ke homestay (tinggal bersama penduduk). Semua peserta sudah dibagi, ada yang sendiri, berdua, atau lebih. Walau deg-degan (karena tentunya harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan orang Ausie), saya pasrah saja mau ditempatkan di mana.

Kami diperkenalkan dengan pembimbing yang mengatur penempatan di homestay, namanya Amanda Maher. An, nih orang, selain baik …cantiiiiik banget, wajahnya mirip Brook shield waktu main di film Blue Legend (pernah nonton kan?).
Setelah diberi penjelasan panjang lebar, masing-masing dari kami diberi tiket kereta api, tiket bis, dan tiket fery (untuk pemakaian tiga bulan).

Setelah itu, kami check out dari hotel … dan (dengan dibimbing oleh Amanda) .. kami bareng-bareng naik kereta api ke tempat kuliah (Technical And Further Education/TAFE). Kalau ingat suasana di kereta api …lucu banget …..kayak anak TK … si bule (Amanda) di bagian depan dengan sabar dan telaten menjelaskan cara-cara naik kereta api di Sydney … tentu saja penumpang lain terheran-heran. (agak beda memang dengan di kita, di sana segalanya swalayan ..dari mulai masuk peron …masuk kereta .. sampai turun dari kereta. Jadi harus mandiri). Dia menjelaskan untuk masuk peron, masukkan tiket ke lubang yang ada, portal kemudian terbuka, masuk ke bagian dalam stasiun, lihat info kereta (digital) termasuk jalur dan tujuannya, pintu kereta terbuka dan tertutup otomatis, dan sebagainya dan sebagainya. Tapi memang itu semua perlu dia lakukan ..soalnya hanya 50% (15 orang) dari kami bahasa Inggris nya bagus, sisanya parah. Malah setelah diguide seperti itu saja, besok lusanya banyak yang nyasar …ha…ha…ha.

Setibanya di Saint Leonard Station, kami semua turun, kemudian jalan ramai-ramai ke kampus …jaraknya memang dekat. Dari kampus dengan menggunakan bis, masing-masing di drop ke tempat homestaynya. Dari arah kampus ke homestay saya kurang lebih ada lima tempat, sisanya setelah saya. Setelah mengantar beberapa orang ke homestay, kini tiba giliran saya. Saya dapat homestay di sebuah apartemen yang terletak di Longevild Road…tuan rumahnya bukan bule tapi orang Filipina. Saya diantar Amanda menuju apartemen dan mengetuk sebuah kamar. Masya Allah, setelah pintu dibuka ……..ternyata yang punya rumah sudah nenek-nenek (dalam hati saya menjerit ….ya ampun …gimana caranya nanti saya memperlancar bahasa Inggris kalau sama nenek-nenek begini …topik menarik apa yang nanti yang bisa dibahas? ….bisa kacau ini). Amanda kemudian melanjutkan tugasnya, saya resmi tinggal disitu. Setelah ngobrol ngalor ngidul … saya jadi tambah stress, karena si nenek ini (namanya Maria) ternyata tinggal sendiri dan anti rokok padahal ketika saya dulu ngisi formulir homestay, saya tulis disitu saya ini perokok. (Ini jadi salah satu penyebab yang megakibatkan saya pindah tempat di sekitar bulan ke 5 selama). Setelah beres-beres koper, masuk kamar, sekitar sore hari saya pamit mau nemui teman-teman lain ….maklum ini hari pertama di homestay …jadi suasananya sangat berbeda (ketika tinggal di hotel, kami kumpul satu tempat dan ngobrol pake bahasa Indonesia ..nah sekarang …semuanya harus serba bahasa Inggris). Saya berkunjung ke dua homestay teman yang lain dan masing-masing bercerita tentang yang punya rumah …kesimpulannya …Cuma saya memang yang agak sial …ha..ha..ha …, soalnya yang lain walaupun yang punya rumah orang Thailand, tapi masih muda dan senang ngobrol, bahkan yang lainnya lagi tuan rumahnya bule beneran (memang ada bule yang engga beneran? ..maksudnya kulit putih).

Hari pertama di homestay dilalui dengan dua kegiatan …makan malam dan tidur …mau ngobrol maleeeeeeeeeeeees banget…itu tadi yang punya rumahnya udah nenek-nenek ..dan dia tidurnya masih siang (sekitar jam 9 an waktu setempat. Sementara saya biasa tidur di atas jam 11 malam, dan harus nonton TV … dalam hati saya mikir ..ini sih bisa mengakibatkan perubahan drastis kebiasaan hidup…ha…ha…ha) karena pagi-pagi harus berangkat kerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah dasar. … duh sial amat ya …dapat kesempatan memperlancar bahasa Inggris koq sama nenek-nenek …mimpi apa tadi malam ….ampun!!! (Beberapa minggu kemudian, saya sering diledek kalau bahasa Inggris saya berlogat filipin).
Bersambung ……………………………
Selengkapnya...

Jumat, Juni 19, 2009

Siapa Bilang Conversation in English Itu Sulit?

Siapa Bilang Conversation in English Itu Sulit?
(Tulisan berseri)

Introduction

Dunia yang mengglobal membawa konsekwensi meluasnya pergaulan dan kontak bisnis melewati batas Negara. Untuk bisa kontak secara internasional tentu harus menggunakan bahasa Internasional. Silahkan pilih mau pakai Bahasa Latin, Perancis, atau yang sudah lama dipelajari, yaitu Bahasa Inggris. Sekedar info, di Negara-negara yang sudah maju, siswa/mahasiswa diharuskan menguasai dua bahasa asing, misalnya latin dengan arab, perancis dengan mandarin, dan seterusnya.

Nah bagaimana dengan kita. Susah ya …. Dua bahasa asing? …wong satu aja …alias ngurusi bahasa Inggris saja …yang nempel dari dulu ..Cuma I Love You (sorry, just kidding).

Belajar Bahasa Inggris tentu saja tidak gampang, terlebih masalah grammar. Biarlah masalah itu jadi tugas guru Bahasa Inggris. Tulisan ini hanya ingin mengajak Anda latihan bercakap-cakap dalam Bahasa Inggris dengan penggunaan grammar secukupnya alias belajar cas cis cus dalam bahasa Inggris agar bisa survive atau sekedar pingin ngobrol sama bule (oh …ya, kalau ketemu orang barat jangan panggil mereka bule …mereka bisa marah, karena bule terdengarnya bulei. Dalam kamus bulei artinya albino. Nah, karena mereka kulit putih dan bukan albino, biasanya mereka tidak terima atau merasa tidak nyaman).

Sulitkah making conversation in English? Tergantung bagaimana Anda memandangnya. Kalau Anda bilang sulit …pasti sulit, bilang gampang …insya Allah gampang.
Menurut saya sih tidak terlalu sulit …tinggal mau atau tidak …….ha-ha-ha.

Selengkapnya...

Minggu, Juni 07, 2009

Presentasi dan penempatan barang dagangan

Sebelum menentukan presentasi dan penempatan barang dagangan, kita perlu mengetahui dulu tentang tempat atau area yang merupakan “hot spots, warm spots, dan cold spots” (ramai, sedang, atau sepi) di dalam toko, untuk mengetahui hal tersebut bisa dengan cara mengamati arus lalu lintas konsumen di toko, yaitu kemana konsumen paling banyak dan paling sedikit berjalan di toko. Umumnya area pintu masuk dan area pembayaran (kasir) merupakan area dengan arus lalu lintas konsumen yang paling banyak.

Oleh karena itu, ke dua area ini bisa disebut “area yang ramai”. Sedangkan area lalu lintas konsumen yang tidak begitu ramai bisa digolongkan sebagai “area sedang”. Misalnya, di toko buku yang juga menjual surat kabar, arus lalu lintas utama adalah dari pintu masuk ke rak yang menyimpan surat kabar, kemudian ke tempat kasir. Area ini bisa disebut hot spot (area ramai). Lalu lintas ke dua adalah dari pintu masuk ke bagian tengah atau ke area buku ilmiah di bagian dalam, kemudian ke tempat kasir. Area ini bisa kita tetapkan sebagai “warm spots” (area yang sedang). Sedangkan “cold spot” (area yang sepi) adalah area di luar hot spot dan warm spot (diluar area ramai dan area sedang). Cold spot (area sepi) umumnya berada di bagian sudut atau belakang toko, yang jauh dari dan lalu lintas pengunjungnya sangat rendah.

Di semua area “hot, warm, dan cold spots”, terdapat lokasi pendisplayan barang yang disebut posisi utama display barang, yaitu posisi yang lebih menonjol diantara display semua barang dagangan. Posisi tersebut adalah diantara pinggang dengan mata. Level (posisi) ini penting dalam penempatan barang dagangan untuk memaksimalkan keuntungan toko.

Setelah mengidentifikasi area hot, warm, dan cold spots, dan menentukan posisi utama display barang dagangan, selanjutnya adalah mengatur bermacam tipe barang dagangan untuk ditata secara serasi, sesuai dengan aturan pen-display-an.
Barang dagangan di toko umumnya dikelompokkan menjadi:

• Bestsellers (paling laku)
• High_margin lines (barang dengan tingkat keuntungan yang tinggi)
• Basic lines (barang dasar atau barang utama)
• Accessory lines (barang asesoris)
• Impulse lines (barang yang ringan dan murah harganya)
• Specialty lines (barang khusus atau unik)
• Seasonal lines (barang musiman)
• Assistance lines (barang yang memerlukan penjelasan teknis)
• Advertised lines (barang yang diiklankan)
• Problem stock (persediaan bermasalah)

a) Bestsellers (barang paling laku)

Pada setiap klasifikasi barang dagangan, terdapat sedikit persentase barang yang paling laku. Ini dikenal dengan prinsip 80/20, artinya 80 persen hasil penjualan akan datang dari 20 persen barang dagangan yang ada. Mengetahui produk mana yang merupakan bestsellers dari setiap klasifikasi barang dagangan sangat penting untuk mengoptimalkan penjualan. Ada dua kategori bestsellers, yaitu ongoing bestsellers (bestsellers rutin) dan seasonal bestsellers (bestsellers musiman). Bestsellers rutin adalah bestsellers yang terus berlangsung sepanjang tahun. Bestsellers musiman adalah bestsellers yang dipengaruhi oleh musim atau trend, misalnya barang-barang fesyen.

Untuk meningkatkan penjualan dan laba diperlukan penjualan barang-barang bestsellers sebanyak mungkin. untuk mengoptimalkan barang-barang bestsellers perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:

1) Pastikan bahwa barang-barang bestsellers diklasifikasikan secara tepat sehingga konsumen mudah menemukannya.
2) Tempatkanlah barang-barang bestsellers pada “posisi utama display barang” yang berbeda dibandingkan dengan barang-barang yang lain, sehingga barang-barang bestsellers terlihat menonjol.
3) Mengadakan (menyiapkan) persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan. Jangan pernah kehabisan barang-barang bestsellers.
4) Pastikan bahwa barang-barang bestsellers diberi kartu harga yang baik dan dipromosikan.

Barang-barang bestsellers umumnya memiliki laba yang rata-rata (tidak terlalu besar), karena bestsellers umumnya adalah barang yang harganya sedang (tidak terlalu mahal dan tidak murah). Jangan terjebak oleh promosi, karena terkadang promosi akan menimbulkan biaya tambahan dari barang-barang bestsellers itu sendiri. Penting untuk diperhatikan, barang-barang bestsellers tidak perlu semuanya ditempatkan di pintu depan toko, karena konsumen biasanya akan berjalan ke dalam toko dan ke tempat barang-barang dipajang untuk mencari barang-barang bestsellers.

b) High_margin lines (barang dengan tingkat keuntungan yang tinggi)

Pada sebagian besar barang dagangan terdapat beberapa produk yang memberikan laba yang besar. Produk-produk seperti ini berperan penting dari keseluruhan strategi toko. Yang tergolong produk seperti ini adalah barang-barang bermerk, barang eksklusif, barang-barang special (khusus), atau bisa juga barang-barang aksesoris. High-margin lines perlu dipromosikan secara jelas dan ditempatkan di area yang menonjol (tepat) untuk mengoptimalkan penjualan.cara mempromosikan dan menata produk-produk yang seperti ini adalah setelah produk bestsellers di setiap klasifikasi produk. Strategi ini harus menjadi alternatif pertama bagi konsumen yang tidak membeli produk bestsellers.

Produk high-margin harus selalu ada di setiap klasifikasi produk dan diberi kartu harga yang jelas dan bagus. Produk high-margin juga baik untuk ditempatkan di etalase dan di-display di bagian dalam toko. Produk seperti ini dapat membantu memberikan laba yang besar terutama apabila toko bermaksud mengurangi jumlah barang-barang yang sejenis atau mengurangi barang-barang aksesoris. Misalnya, untuk mengurangi beberapa produk di bengkel dan pencucian mobil, kita bisa mempromosikan dan men-display secara menonjol produk high-margin, seperti spon (busa) dan kain lap.

c) Basic lines (barang dasar atau barang utama)

Basic lines adalah barang yang diharpkan konsumen supaya tersedia terus di toko. Barang-barang seperti ini harus tersedia terus menerus karena memiliki pola penjualan yang rutin dan tetap, mengapa? Karena konsumen mengharapkan dan membutuhkannya. Produk-produk dasar (basic lines) tidak boleh kehabisan persediaan. Basic lines mungkin menjadi produk paling laku atau mungkin produk yang penjualannya paling rendah, namun tetap terjual sepanjang tahun. Contoh, basic lines adalah koran di toko majalah dan koran, beras di toko kebutuhan sehari-hari, susu dan roti di toko makanan, apel di toko buah-buahan, oli di bengkel motor/mobil.

Barang basic lines harus ditempatkan diantara klasifikasinya. Beberapa diantaranya bisa memiliki fixture sendiri, misalnya: roti atau susu. Basic lines perlu di tata atau ditempatkan di posisi yang baik diantara kelompoknya, namun tidak perlu ditempatkan di posisi utama toko.

d) Accessory lines (barang asesoris)

Barang aksesoris adalah barang pelengkap atau barang yang berkaitan dengan barang yang lain. Walaupun demikian, apabila ditata secara baik, barang aksesoris bisa berubah menjadi impulse lines (barang ringan dan murah) di antara kelompoknya. Misalnya, di super market. Menempatkan beberapa keju diantara biskuit dapat merangsang pembelian, sedangkan jika keju ditempatkan sesuai dengan klasifikasinya, konsumen mungkin memerlukan banyak pertimbangan untuk membeli.

Penempatan barang-barang aksesoris harus berdekatan dengan atau diantara kelompok barang yang ada hubungannya, tepatnya setelah barang utama. Misalnya, barang seperti busa dan lap kain harus ditempatkan setelah pencucian mobil, semir sepatu ditempatkan diantara display sepatu, atau baterei ditempatkan setelah mainan anak-anak. Jika ditempatkan dengan baik, konsumen mungkin akan membeli barang aksesoris seperti halnya mereka membeli barang utama. Hal ini bias meningkatkan penjualan dan laba toko.

e) Impulse lines (barang yang ringan dan murah harganya)

Impulse lines umumnya dilihat dan dibeli tanpa harus banyak berpikir atau tanpa harus banyak pertimbangan. Impulse lines umumnya adalah barang yang harganya murah dan pergantiannya cepat. Barang-barang impulse harus ditempatkan di lokasi yang gampang terlihat dan mudah diraih. Sebaiknya ditempatkan di area lalu lintas pengunjung yang ramai, terutama di sekitar tepat kasir. Misalnya, permen dan kudapan di bengkel atau di super market, pembatas halaman (pembatas buku) di toko buku, baterai di toko mainan, dan tali sepatu di toko sepatu.

f) Specialty lines (barang spesial atau unik)

Specialty lines biasanya berada dalam pertimbangan pembelian konsumen, maksudnya, konsumen sudah memutuskan untuk membeli sebelum memasuki toko. Umumnya barang-barang seperti ini adalah barang-barang yang mahal dan perawatannya cukup rumit. Konsumen harus sering membaca informasi dan memepertimbangkan opsi-opsi sebelum melakukan pembelian. Barang-barang seperti ini harus ditempatkan agak jauh dari arus lalu lintas konsumen yang tinggi (area yang ramai), dan lebih baik ditempatkan di area yang sepi (cold spots). Alasan utama mengapa barang-barang special perlu ditempatkan jauh dari area lalu lintas konsumen yang tinggi (yang ramai), karena untuk menghindari tekanan dan kesibukan. Juga untuk menyediakan waktu untuk membahas keistimewaan dan kelebihan produk dengan wiraniaga tanpa gangguan yang terus menerus dari lalu lalang konsumen yang lain.

Yang termasuk barang-barang special, daiantaranya adalah: oven microwave, tenda di toko perlengkapan kemping, atau peralatan pengeboran di toko perangkat keras.

g) Seasonal lines (barang musiman)

Seasonal lines adalah barang-barang yang dipengaruhi faktor musim, seperti: pakaian renang, buah kurma di bulan ramadhan, atau kartu lebaran menjelang idul fitri. Penyediaan barang-barang seasonal akan sangat berbeda tergantung kepada tipe toko itu sendiri. Misalnya: toko fesyen (toko pakaian) akan melakukan perubahan besar dari satu musim ke musim lainnya. Berbeda dengan toko aksesoris mobil, mungkin tidak akan melakukan perubahan besar dalam pengadaan barang dagangannya. Pengelompokkan barang-barang musiman akan di mulai dari musim terdekat.

Barang-barang musiman harus mulai dipromosikan diantara kategorinya (kelompoknya) sebelum pergantian musim dan ditempatkan di area lalu lintas konsumen yang tinggi (ramai) di dalam toko. Penyediaan ruang juga harus disiapkan untuk menambah barang-barang musiman dan mengurangi barang-barang yang lain. Aspek penting dari barang-barang musiman adalah perlu adanya perhatian agar persediaan barang harus tersisa sesedikit mungkin apabila suatu musim akan berakhir.

h) Assistance lines (barang yang memerlukan penjelasan teknis)

Barang-barang asistensi adalah barang-barang dimana konsumen membutuhkan bantuan untuk membelinya.. barang-barang tersebut biasanya barang-barang yang relatif mahal dan berisiko terjadinya kerusakan. Barang-barang seperti ini perlu ditempatkan dekat dengan area konter untuk memudahkan wiraniaga mengawasi secara dekat dan siap memberi informasi kepada konsumen.

Umumnya barang-barang ditempatkan di rak atau di fixture yang aman. Yang tergolong barang-barang asistensi, diantaranya: barang-barang elektronik kecil, seperti: kalkulator, kamera. Juga barang-barang seperti pulpen yang mahal, atau kacamata.

i) Advertised lines (barang yang diiklankan)

Periklanan digunakan untuk meningkatkan profil toko dan juga meningkatkan volume penjualan. Tempat untuk barang-barang yang diiklankan sangat tergantung kepada jumlah persediaan dan tergantung kepada besarnya program periklanan tersebut. Umumnya barang-barang yang diiklankan harus dipromosikan diantara kelompoknya. Konsumen akan memperhatikan barang-barang yang diiklankan. Jika persediaan produk banyak, atau periklanannya kecil dibandingkan promosi internal (promosi di dalam toko), barang-barang yang diiklankan selain perlu ditempatkan dengan baik agar terlihat jelas oleh konsumen, juga perlu dipromosikan di area lalu lintas konsumen yang ramai. Pengusaha ritel (toko) umumnya memiliki display promosi di area lalu lintas pengunjung yang ramai. Penempatan seperti ini tidak saja untuk membuat barang lebih diterima oleh konsumen, tetapi juga untuk menambah rangsangan dan membangkitkan minat membeli.

j) Problem stock (persediaan bermasalah)

Problem stock atau persediaan bermasalah adalah persediaan barang yang tingkat penjualannya sangat rendah. Persediaan dari barang yang tidak terjual akan menimbulkan atau menambah biaya pergudangan dan tidak memberi kontribusi pada keuntungan toko. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan persediaan bermasalah, yaitu:
1) Persediaan barang kadaluarsa. Yaitu persediaan barang dari barang dagangan yang sudah diganti dengan barang sejenis dengan model yang baru (barang baru), atau bungkus yang baru, dan barang yang sudah hampir kadaluarsa berdasarkan tanggal pemakaian/penggunaan.
2) Pembelian yang berlebihan. Ini dikarenakan pemasok berusaha untuk memenuhi persediaan barang dengan menawarkan diskon besar-besaran kepada pengusaha ritel (toko). Bahayanya adalah tidak sesuai dengan kenyataan volume penjualan barang. Misalnya, penjualan di toko sebanyak 20 unit barang per minggu dengan pesanan normal 40 unit per dua minggu. Membeli 1000 unit produk kepada pemasok dikarenakan adanya diskon yang besar bukanlah keputusan yang baik. Hal ini mungkin tidak jadi masalah besar jika pengusaha ritel mempunyai gudang yang luas, produk tidak diganti, atau produk tidak ketinggalan model.
3) Persediaan yang salah. Ini maksudnya, persediaan barang tidak cocok dengan target market. Misalnya, kios koran ditempatkan di jajaran produk aksesoris mobil atau bahan bangunan ditempatkan di toko alat-alat tulis.
4) Pemeliharaan persediaan yang buruk. Hal ini merupakan penyebab utama timbulnya masalah mengenai persediaan barang. Termasuk tidak membersihkan persediaan barang, sehingga barang menjadi pudar warnanya atau barang menjadi kotor. Faktor lainnya adalah tidak adanya pergantian persediaan , sehingga persediaan yang baru terjual sebelum persediaan yang lama. Ini bisa mengakibatkan barang persediaan yang lama kadaluarsa, kotor, atau rusak.
5) Penanganan barang persediaan yang buruk. Dalam hal ini termasuk didalamnya penataan barang yang tidak tepat, misalnya barang yang ringan dan murah (impulse lines) ditempatkan di area yang sepi (cold spots) atau barang special (specialty lines) ditempatkan di area yang ramai. Ini juga termasuk kegagalan dalam melakukan display yang lengkap, tidak memberi kartu harga yang baik, membiarkan persediaan barang kosong, dan membiarkan banyak ruang yang kosong di toko.
6) Penetapan harga yang salah. Ini terjadi karena memberi harga barang yang mahal untuk target market menengah ke bawah atau harga barang terlalu murah, dan kualitas barang yang buruk.
7) Karyawan tidak professional. Dalam hal ini, karyawan tidak mempromosikan barang dagangan, atau lembat menjual barang. Ini umumnya terjadi karena produk terlalu rumit dan karyawan belum mendapatkan pelatihan atau karyawan tidak suka melakukan tugasnya.

untuk mengatasi persediaan yang bermasalah harus dimulai dengan memperbaiki penyebabnya. Pengawasan penjualan barang dagangan sangat penting utnuk mengidentifikasi persediaan bermasalah. Penyebab persediaan bermasalah harus ditemukan dan diselesaikan secepatnya apabila toko ingin memepertahankan penjualan dan laba.

Untuk mengatasi persediaan bermasalah bisa dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:
a) Apabila masalahnya adalah pemeliharaan barang yang buruk atau karyawan yang tidak professional, berilah karyawan pelatihan dan berilah karyawan tanggung jawab untuk membersihkan barang persediaan. Hal ini biasanya akan menyelesaikan masalah.
b) Pastikan bahwa produk sudah diberi kartu harga dan kartu informasi barang yang cukup.
c) Periksalah persaingan harga, dan persediaan barang. Ambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
d) Pindahkan persediaan barang ke tempat yang lebih baik diantara kelompoknya.
e) Adakan penggantian barang menggunakan metode FIFO (First In First Out), sehingga persediaan barang yang lama akan terjual sebelum barang yang baru. Ini mensyaratkan penempatan persediaan baru dibelakang persediaan lama di ruang pamer dan di gudang.
f) Jika persediaan belum juga terjual, gunakan promosi atau adakan display di area lalu lintas konsumen yang ramai dengan harga yang normal.
g) Jika persediaan tetap bermasalah, turunkan harga. Menurunkan harga jual barang dagangan harus merupakan upaya yang terakhir, karena hal ini bisa merugikan.

k) Ukuran dan keamanan barang

Ada dua faktor tambahan yang mempengaruhi penempatan barang dagangan, yaitu ukuran dan keamanan barang dagangan. Faktor ukuran produk dan keamanan perlu diperhatikan karena bisa menimbulkan kerugian apabila terjadi salah penanganan. Apakah produk bisa ditempatkan secara “sembunyi”, dan apakah permintaannya cukup tinggi?. Produk-produk seperti ini perlu ditempatkan dekat dengan area konter untuk memudahkan pengawasan. Disamping aspek keamanan, ukuran (besarnya) produk perlu dipertimbangkan ketika memutuskan dimana akan menempatkan produk tersebut di toko. Secara umum penempatan produk yang berhubungan dengan masalah ukuran dan keamanan barang adalah sebagai berikut:
• Barang-barang yang kecil sebaiknya ditempatkan ditempat yang tinggi yang terlihat dan mudah untuk diambil.
• Barang-barang yang besar atau berat sebaiknya ditempatkan/disimpan di bawah untuk memudahkan pengambilannya, dan untuk keamanan, dan kenyamanan.

Selengkapnya...

Selasa, Juni 02, 2009

Manohara akhirnya berhasil pulang


Sebelumnya banyak orang yang tidak tahu siapa Manohara Odelia Pinot, tetapi ketika Ibunya yaitu Daisy Fajarina mengungkapkan nasib anaknya yang mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) ke publik, masyarakatpun terbelalak …keget …prihatin …marah …dan lain sebagainya. Ini hanyalah satu contoh kasus kekerasan yang menimpa warga Negara Indonesia di luar negeri. Perlindunganh pemerintah terhadap WNI yang ada di luar negeri disinyalir masih sangat lemah.

Menurut berita di infotainment TV (sekali-kali nonton infotainment biar enggak jenuh karena dicekoki terus dengan berita pilpres), Manohara berhasil kembali ke Indonesia hari Minggu 31 Mei 2009 dari Singapura setelah bersama suami Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra dan rombongan kesultanan Kelantan bezuk mertuanya yang dirawat
di sebuah rumah sakit di Singapura. Dari wawancara dengan sebuah televisi swasta, Manohara menyampaikan kekecewaannya kepada Kedubes RI di Singapura, karena ketika dia telpon untuk minta tolong, salah seorang staf KBRI mengatakan: ‘Maaf mbak, hari ini hari libur ……..’ (rupanya ‘penderitaan’ harus kompromi dengan hari libur ….menggelikan). Akhirnya pertolongan datang justru dari Kedubes Amerika dan Polisi Singapura.

Sementara itu tidak sedikit pihak yang meragukan cerita Manohara dan Daisy Fajarina, Ratna Sarumpaet adalah salah seorang diantaranya. Berikut pendapatnya ketika diwawancara oleh sebuah surat kabar seperti yang dimuat di kompas.com:
“Jangan tertipu air mata yang berderai. Kita harus membuka mata lebar-lebar atas setiap permasalahan. Kalau memang benar Manohara pernah mengalami penyiksaan , mestinya dia kering dan bukannya segar bugar seperti itu,”
Jika memang Manohara pernah mengalami ketidaknyamanan atas perlakuan Fakhry, lanjut Ratna, Manohara harus bisa membuktikannya di depan publik. “Kita jangan mudah tertipu. Ini masalah negara. Kita juga harus ingat di sana (Malaysia) ada ribuan warga kita yang jadi TKI. Jangan karena satu orang yang berbohong, yang lain dengan jumlah lebih banyak mendapat perlakuan lebih tidak enak,”
(Ratna beberapa hari lalu memutuskan mencabut dukungannya kepada Deasy Fajarina, ibunda Manohara. “Waktu saya minta datang ke Polda dengan membawa bukti-bukti penyiksaan yang dialami Manohara, dia tidak datang dan berkelit macam-macam. Timbul pertanyaan, ada apa sebenarnya ini?”)
Terlepas dari pro dan kontra, Manohara sekarang sudah kembali ke keluarganya di Jakarta. Mudah-mudahan kasus-kasus seperti ini tidak terulang. Banyak kasus kekerasan yang menimpa orang Indonesia di Malaysia. Tapi perlu digarisbawahi bahwa sebetulnya kasus Manohara adalah kasus rumah tangga yaitu adanya perlakuan buruk dari suami (begitu menurut pengakuan Manohara) terhadap istri dan hubungan yang buruk antara mertua dengan menantu. Karena ini masalah keluarga, harus disikapi dengan hati-hati jangan sampai meluas menjadi ‘percekcokan’ antar Negara. Karena kalau itu terjadi tentu saja akan merugikan banyak pihak, terlebih mengingat hubungan Indonesia-Malaysia belakangan ini memang kurang harmonis akibat manuver Angkatan Laut Diraja Malaysia yang melanggar wilayah RI di sekitar Ambalat. Juga bisa dijadikan komoditi politik untuk merebut simpati rakyat demi kepentingan pilpres juli mendatang.
Dari hingar bingarnya berita mengenai Manohara Odelia Pinot, salah satu pelajaran penting yang bisa dipetik, yaitu menikah muda (Manohara berusia 16 tahun waktu dinikahi oleh Tengku Fakhry) adalah sebuah keputusan yang tidak bijaksana, karena walau bagaimanapun secara psikologis bisa dipastikan mentalnya belum siap. Usia 16 tahun adalah usia remaja. Usia remaja dengan segala romantikanya tentu saja bukan usia yang tepat untuk melangsungkan pernikahan. Cukup memprihatinkan memang, Manohara dan ibunya yang nota bene berpendidikan tinggi bisa mengambil keputusan seperti itu. Tidak heran jika sebagian orang berpendapat keputusan tersebut banyak dipengaruhi oleh pertimbangan materi dan status sosial. Disamping itu perbedaan budaya yang cukup tajam antar ke dua bangsa (kesultanan tentunya masih mempertahankan gaya feodalistik) menjadi kendala yang tidak kecil.
Mudah-mudahan kasus ini bisa diselesaikan dengan baik dan tidak berlarut-larut, sehingga sumber daya bangsa dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak kalah rumit seperti kemiskinan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan yang membuat sebagian besar rakyat Indonesia belum juga sejahtera sampai sekarang.

Selengkapnya...

Australia (Ausie)

Pre-Departure


Kesempatan ke luar negeri akhirnya datang, pada tahun 1998 tepatnya tanggal 4 Mei 1998, saya dipanggil ke Jakarta untuk mengikuti persiapan pelatihan ke luar negeri, yaitu mengikuti program ‘pre-departure’..

Program ini waktunya 6 bulan, yaitu dari 4 Maret sampai dengan 8 Juli 1998.


Saya harus belajar segala macam: Vokasional, Bahasa Inggris, dan Budaya Australia. Pelatihan yang cukup berat karena setiap minggu selalu diadakan tes, khususnya tes kesehatan dan bahasa Inggris. Kalau bahasa Inggris nya dianggap tidak ada kemajuan, besoknya dipulangkan.
Pesertanya dari seluruh Indonesia, jumlahnya 60 orang dan dibagi dalam dua kelompok, 30 orang akan di kirim ke Sydney (termasuk saya di dalamnya) sisanya ke Brisbane.
Baru beberapa bulan berlangsung, beberapa orang peserta ada yang dipulangkan karena alasan kesehatan dan bahasa Inggris. Peserta pengganti kemudian datang bergabung.
Program ini sangat melelahkan dan menegangkan. kami semua jadi seperti saudara, bahu membahu, dan saling membantu supaya tidak ada lagi yang dipulangkan ke daerah asalnya hanya gara-gara bahasa Inggris.

Disamping itu, program ini tak terlupakan karena secara tidak sengaja saya terbawa oleh keadaan jadi saksi sejarah reformasi, termasuk tragedi mei 1998 didalamnya. Ketika hari-hari pertama demonstrasi mahasiswa menuntut reformasi, saya sedang ada di sekitar sarinah Jakarta, di radio terdengar orang tua mengirimkan pesan buat anak-anaknya yang sedang sekolah supaya jangan pulang sebelum dijemput oleh orang tua mereka. Karena pada waktu itu angkutan umum mogok dan hp belum ada, jadi mereka mencoba telpon ke stasiun radio untuk menyampaikan pesan kepada anak-anaknya.

Dengan perasaan tegang, saya menyaksikan tank baja dan panser di mana-mana. Bahkan pada waktu mahasiswa menduduki gedung MPR, dan mahasiswa dikejar-kejar polisi saya sempat melihatnya lewat kaca jendela bis. Jakarta ‘chaos’.

Saya miris. Betapa tidak, pada waktu berangkat belajar bahasa Inggris (saya tinggal di asrama P3GK Sawangan Bogor, sedangkan pelatihan bahasa Inggrisnya di Sarinah Jakarta. Tiap hari diantar jemput oleh sebuah bis) saya lihat toko-toko masih berdiri utuh, begitu pulang banyak toko hancur dibakar massa.

Menteri pendidikan pada waktu itu sampai ganti tiga kali. Soeharto akhirnya menyerah pada tuntutan rakyat yang menghendaki dia untuk tidak lagi menjadi Presiden. Masyarakat melampiaskan kegembiraannya. Harapan baru akan Indonesia yang lebih baik muncul di mana-mana.

Saya dan yang lain sempat berpikir, kalau jadi ke Australia apakah nanti bisa pulang lagi? Mengingat rezim pemerintahannya ganti dan suasana masih belum menentu.

Setelah lulus mengikuti program ‘pre-departure’ pada bulan Agustus, kami semua dipulangkan dahulu ke daerah masing-masing untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan.

Awal September 1998 kami dipanggil kembali ke Jakarta untuk diberangkatkan ke Australia. Di sana kami tinggal selama setahun (dari September 1998 – Agustus 1999)

Tiba di Sydney

Alhamdulillah, di pagi hari .kira-kira pukul 5.45 waktu setempat, pesawat Garuda Indenesian Airways yang saya tumpangi mendarat di bandara Internasional Kingsford-Smith Sydney, Australia. Sebelum kami turun dari pesawat, petugas imigrasi dan kesehatan Australia masuk ke dalam pesawat, kemudian menyemprotkan sesuatu disetiap sudut ruang pesawat dan bahkan didepan hidung penumpang. Mereka sangat ketat untuk urusan seperti itu. Mereka tidak mau ada penumpang membawa penyakit atau virus ke negaranya.

Setelah turun dari pesawat, saya dan kawan-kawan (rombongan Indonesia jumlahnya 30 orang), mengambil tas masing-masing dan berjalan keluar bandara. Tentu saja kami harus melalui pemeriksaan dari petugas bandara. Ya ampun , petugasnya kekar-kekar dan bertato. Banyak yang rambutnya di kepang dan pakai piercing, pokoknya penampilannya mirip preman, tapi cara kerjanya professional.

Di luar bandara, kami dijemput oleh salah seorang coordinator program namanya John Arneil (bebeapa bulan kemudian, saya baru tahu kalau yang namanya John di Australia jumlahnya banyak sekali). Dengan menggunakan bis kami dibawa ke sebuah hotel (lebih tepat disebut hostel) bernama Glenn ferry, terletak dipinggiran Sydney dengan pemandangan dan alam yang segar serta bahan bangunannya sebagian besar dari kayu.
(Bersambung …..)
Selengkapnya...

Jumat, Mei 22, 2009

Pemutih Gigi Alami

Ramuan Pemutih Gigi Alami

Ingin gigi Anda lebih putih? Ramuan ajaib buatan sendiri ini bisa membuat gigi kita lebih putih berkilau. Dan dijamin pasti ekonomis.
Rahasia dari metode pemutih gigi murah buatan sendiri adalah malic acid yang merupakan zat yang bisa menghilangkan noda pada permukaan gigi. Hilangkan "noda" kopi, soda, dan minuman lainnya pada gigi dengan ramuan dari campuran stroberi dan soda kue. “Cara cepat dan murah untuk mencerahkan senyum Anda,” ujar Adina Carrel, DMD, dokter gigi dari Manhattan Dental Arts di New York City.
Bahan: 1 (satu) buah stroberi matang dan ½ sdt soda kue.

Cara membuat:
1. Hancurkan stroberi sampai menjadi bubur, lalu campurkan soda kue hingga merata.
2. Setelah ramuan selesai, aplikasikan ke seluruh gigi dengan menggunakan sikat gigi. Diamkan selama 5 menit.
3. Bersihkan gigi dengan air sampai bersih, gunakan benang gigi untuk membantu menghilangkan biji-biji stroberi.
4. Lakukan 1 x seminggu, karena penggunaan berlebih merusak email gigi kita akibat kandungan asam yang terdapat dalam stroberi.
(Sumber: Kompas.com, 21 Mei 2009)
Selengkapnya...

Minggu, Mei 17, 2009

Seri Komunikasi: Verbal Communication

Verbal Communication

Whether responding to customers, other staff or visitor to the store, giving accurate and logical information is vital to ensure that a professional and positive image is projected. Answering questions well depends on how well you have listened and what knowledge you have. The accuracy of your response does not necessarily mean knowing the answer. It may mean saying you don’t know, but will find the information.

The worst response you can give is one that is not true or you are not really sure of. Whether selling a product, advising other staff, or dealing with suppliers, the same rule applies. A good technique to use is to stop and think about the question and how to answer before responding, particularly with more difficult questions.
Questions you receive on the job are many and varied, so developing your knowledge not only for products and services but also for general information is important. People who ask questions expect either answer or to be provided with information that leads them to find the answers. Whenever you reply to an inquiry containing one or more questions, answer all questions --- stated or implied. For example, a customer asking a salesperson whether the store has a particular brand of product implies that the customer wants to see the goods and is interested in buying. If the salesperson were just to answer ‘Yes, we do have that brand’ and left it at that, the sale would usually be lost. A prospective customer’s reaction to an incomplete reply is likely to be unfavourable. The customer may think you are careless or purposely trying to conceal a weak spot. In general, ‘omissions cast suspicions’, whether you are answering an enquiry about a product or recommending an appropriate way for another staff member to complete a job.
If you have no information on a particular question, you must say so clearly, instead of omitting to answer. If you have unfavourable information in answer to a question, handle your with both tact and honesty.
Customers expect staff working in any type of retail environment to be able to provide them with clear and accurate information. Failure to do this can lead to a loss in credibility and customers. When describing services it is important to stick to the point of what the customer has asked and add rather than withhold any information. All information given must be relevant and accurate.
Your role as a salesperson also requires the reporting of a number of different matters to management. You must be certain of your facts and report clearly and accurately. Most verbal reports or explanations will be regarding routine matters. When you need to report on these matters there are a number of steps that you need to remember in order for the report to be clear and concise. These are:
• Determine the purpose of the report and who the report is for. This will assist you to focus on the required content.
• Collect the necessary information to fulfil the requirements and purpose of the report. This may mean reviewing other material like record books, etc.
• Organize the material in your mind just as you would if you were writing it down.
• Present the information logically and clearly so that it flows and makes sense to the listener, ensuring all the relevant information is provided.
• Speak slowly and clearly and watch the listeners’ reactions to gauge their understanding.
• Stick to facts initially and then if discussion takes place you may offer opinions at that stage.
Good communication means talking with people at a level they feel comfortable with and understand. This is particularly the case with customers. When communicating with customers, other staff or visitor to the store is important to remember that your level of expertise may be above theirs. To ensure communication is effective you must talk to them at a level appropriate to their understanding. This does not mean talking to them like you would children, but means explaining information that may not be apparent or providing background information so they understand the information better. It may be that the visitor has a high level of understanding, which means you can put in more technical information. If you spoke simply to this type of person he or she is likely to switch off because of lack of interest.
Selecting a level entails watching for reactions, listening carefully to what the person says, which will give you clues as to their knowledge and asking appropriate questions to ascertain their level of knowledge. One example may be that of a new staff member asking for advice on a procedure. Just in the fact that he or she is asking would indicate a low level of knowledge on the procedure; however, it does not mean he or she has a low level of knowledge overall. If the procedure had to do with money handling, the newcomer may not be sure of it or may be comparing it with the way he or she did it at a previous job. An appropriate question initially to find out your colleague’s level would be to ask whether he or she has handled money before.
If you are unsure of someone’s level, ask a question and gauge the response. Jargon, technical terms and even ‘shop talk’ only serve to confuse those from outside the environment. These terms must be avoided to minimize confusion and maintain an environment where people feel comfortable. Sticking to simple terms is the easiest way to avoid confusing people. A new representative coming into the store for the first time ad being told the orders are done by the ‘system’ may not know whether that involves a person, position or machine. Saying orders are done automatically by the computer system makes it very clear and easy to understand.
Selengkapnya...

Selasa, April 07, 2009

Tunjangan Profesi Guru

Tunjangan Profesi Guru Tidak Akan Dibatalkan

Surabaya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak ada pembatalan tunjangan profesi guru, seperti yang selama ini diberitakan. Penegasan ini disampaikan Presiden SBY saat menghadiri silaturahim dengan 4.500 guru peserta program Untukmu Guruku 2009 Jawa Pos di Basketball League Arena, Kompleks Gedung Pers Graha Pena, Surabaya, Jumat (3/4) malam.

Diceritakan, satu jam sebelum meninggalkan Jakarta untuk mengikuti KTT G-20 di London, Presiden SBY mengadakan rapat terbatas di Bandara Halim Perdanakusuma. "Saya adakan rapat itu karena saya mendengar ada berita yang tidak benar, yang mengatakan seolah-olah tunjangan profesi guru akan ditiadakan. Itu tidak benar. Tidak ada pembatalan untuk tunjangan profesi guru," seru SBY.

Pemerintah akan terus konsisten untuk meningkatkan kesejahteraan guru, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara. "Salah satu yang kita lakukan adalah, kemampuan guru kita tingkatkan. Program sertifikasi kita jalankan agar kesejateraan guru terus meningkat," ujar SBY.

"Ngomong-ngomong, ini sudah hampir tahun kelima tapi gaji Pak SBY belum pernah naik. Tidak apa-apa, yang penting yang lain naik dulu. Utamanya para guru, PNS golongan satu, dua, dan lain-lain. Orang seperti saya nanti saja," lanjutnya, disambut tempuk tangan semua undangan.

Kepada para guru Presiden SBY berpesan agar menjadi guru plus. "Tidak hanya menjadi guru yang nasehat dan omongannya diterima dan dijalankan murid-muridnya, tetapi lebih hebat lagi kalau bisa berinovasi dan mencetak prestasi. Itu namanya guru plus, guru yang digugu dan ditiru, plus berprestasi," ujar SBY.
Hadir dalam acara tersebut antara lain, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mendiknas Bambang Sudibyo, Gubernur Jatim Soekarwo, Menkominfo M. Nuh, dan Mensesneg Hatta Rajasa. (Sumber: www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/04/03/4170.html)
Selengkapnya...

Contact Form

Name
Email Address
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

aditif domain hosting