Sabtu, September 05, 2009

Australia (Ausie)

Di lempar roti

Pada suatu hari saya dan beberapa teman setelah selesai kuliah berjalan beriringan menuju ‘bus stop’, tiba-tiba ada sebuah mobil dengan atap terbuka melaju kencang …tampak sekilas beberapa pemuda didalamnya ..tiba-tiba satu atau dua orang di antara mereka berdiri …kemudian melempar roti (dengan kencang) kearah kami …sambil berteriak ….(Maaf) …mengeluarkan kata-kata umpatan..’ untung saya dan yang lain refleks menghindar ..kalau tidak… bisa kena muka …lumayan itu kalau kena bisa sakit. Rupanya, setelah beberapa hari saya cari informasi, ada sekelompok kecil masyarakat sydney yang anti orang Asia … mereka merasa ekonomi dan pekerjaannya mulai terancam … orang Asia yang dimasud tentunya bukan kita orang Indonesia ..mereka rupanya tidak begitu suka dengan orang Jepang dan Korea …tapi mana bisa mereka membedakan wajah kita dengan orang Jepang atau Korea (kita juga sulit membedakan wajah orang Inggris, Amerika, Australia, atau bahkan Rusia. Saya baru bisa tahu ciri-ciri perbedaan mereka setelah lama bergaul dengan mereka).

Kelompok ini walaupun kecil tetapi eksis, bahkan secara politis mereka punya partai politik …. Mereka sering berkampanye mengenai Ausie yang bebas dai ‘ancaman’ orang Asia …tapi tentu saja mayoritas masyarakat Sydney tidak mau terhasut …hari gini masih rasialis …

City Tour


Ini adalah salah satu program yang saya sukai ..karena kalau city tour segalanya diatur kordinator program …kami tinggal duduk manis ..keliling kota mengunjungi objek wisata ..makan-makan. Selain keliling kota, kami juga ke ‘Blue Montain’ objek wisata alam pegunungan yang cantik sekali. Di sana terdapat tiga gunung yang disebut ‘three sister’ (pake ada legendanya lagi). Biasa, guide nya Amanda. Dia sabar sekali ‘mengasuh’ kami, padahal ngurus 30 orang kan enggak gampang.
Selama di sana, beberapa dari kami malah sempat bernyanyi bareng dengan pengamen hippies menyanyikan beberapa buah lagu (di Ausie, ngamen adalah pekerjaan legal. Cuma di sana ngamennya beda, mereka menyanyi tetapi tidak pernah minta uang. Mereka cukup menyimpan topi dengan terbalik, membuka kotak gitar atau biola ..kalau pengunjung merasa terhibur …baru memberi uang dengan cara memasukkannya ke tempat tersebut. Umumnya pengamen di sana adalah siswa/mahasiswa jurusan musik).

Orang Ausie tidak bisa bikin nasi

Setiap satu atau dua bulan kami kumpul bareng dengan panitia pelatihan di sana untuk ‘round table meeting’. Acaranya santai sambil membahas ‘progress report of program’. Biasanya dalam acara seperti ini menu hidangannya adalah nasi …tapi masaknya cara Ausie.
Rasa nasinya aneh …dilidah masih grenjal-grenjel alias belum matang …untuk ukuran orang sana ..sudah matang. Kalau diprosentasikan, kira-kira baru 85 sampai 90 prosenlah matangnya …pokoknya terasa aneh dilidah.

Oh ya lupa, saya masih sering diledek kalau bahasa Inggris saya berlogat Filipina (sebetulnya sih tidak ..biasa saja). Mereka biasanya ngomong begitu karena heran saya masih betah tinggal di Langevild Road alias di rumahnya Maria. Memang orang Filipina kalau ngomong Inggris agak beda, contoh: kata ‘Come back’ mereka ucapkan jadi ‘kambak’, ‘what ever’ bunyinya jadi ‘what eber’…...aneh ya. Saya pikir itu cuma slank atau logat aja, soalnya orang Ausie juga punya logat yang lucu. Nama-nama bulan di kalender yang berakhiran ‘ber’ mereka ucapkan jadi ‘bah’. Bulan September, Oktober, November, Desember ….kalau diucapkan mereka bunyinya jadi Septembah …Oktobah …Novembah …Desembah. Diantara bangsa-bangsa penutur asli bahasa Inggris, Australian English sering diledek sebagai Baby English …bahasa Inggris bayi…yaitu tadi karena logatnya. Sementara British English sering disebut sebagi robotic English … karena orang inggris kalau ngomong hampir tanpa ekspresi ….jadi iklan ‘ekspresinya man na?’ cocok untuk orang Inggris.

Sebetulnya making conversation with Australian or even with English or American ..tidak terlalu sulit karena kalaupun kita salah memilih kata atau salah mengucapkan, mereka tetap bisa memahami maksud kita. Ilustrasinya kayak anak kecil ngobrol bahasa Indonesia dengan kita, walaupun bahasanya enggak jelas tetapi kita bisa memahami maksudnya. Yang repot kalau making conversation (in English) sama orang China atau Jepang ..karena masing-masing bukan penutur asli bahasa Inggris ditambah stuktur bahasa masing-masing yang berbeda …akibatnya obrolan sering tidak jelas alias sulit menangkap maksud pembicaraan.

Magang , Puasa, Natal, Boxing Day, Tahun Baru, dan Lebaran

Selain belajar di TAFE, kami diharuskan mengikuti program magang. Saya magang di Departement Store bernama K-Mart. Karena waktu magang bertepatan dengan bulan puasa, agak berat juga menjalaninya. Coba bayangkan, orang puasa kan harus makan sahur ..ya kira-kira jam 3 atau ½ 4 pagi. Nah orang Australia bangunnya saja jam 7 pagi. Jadi biasanya kalau saya mau makan sahur, Maria menyiapkan makan malam-malam dipiring dibungkus plastic wrap. Nah, jam 3 pagi saya bangun, ambil makanan itu, buka plastic nya, masukkan microwave …terus makan sahur ….sendirian …dan pelan-pelan karena takut mengganggu orang lain.

Puasanya lebih lama, karena ketika itu musim panas …jadi buka puasanya sekitar jam ½ 8 malam. Sementara orang-orang Ausie makan malamnya jam tujuh. Pernah suatu kali Maria mengundang temannya ..kemudian dia menjamu makan malam (saya juga ikut makan malam). Karena belum waktunya buka puasa …ya saya cuma ngobrol saja sementara yang lain makan malam …..Kadang-kadang Maria ngeledek ‘Baban, you look dying, lets have dinner together’ (Baban, kamu kelihatan sekarat, ayo makan malam bareng) katanya. Saya cuma bisa senyum ….. Untuk menghemat energi …ya senyum saja. Melihat orang makan malam sementara saya belum waktunya untuk makan …..merupakan sebuah perjuangan berat ….

Yang agak sulit magang di bulan puasa adalah rasa haus dan kantuk. Haus karena waktu itu musim panas, ngantuk karena kalau puasa biasanya kurang tidur.
Saya ditugaskan di bagian pernak-pernik natal. Setiap ada pembeli bertanya tentang aksesoris untuk pohon natal, saya selalu menjawab: ‘Please, take a look. Everythings are avalaible here’ . Tapi tidak jarang mereka tidak menemukan barang yang dicari, kemudian mereka menanyakan kembali. Nah, di sini saya baru bingung (bayangkan, dalam bahasa Indonesia saja saya tidak tahu tentang pernak-pernik untuk merayakan natal …lha ini dalam Bahasa Inggris). Kalau sudah begini biasanya saya mulai nekad ‘over there’ jawab saya sambil menujuk ke arah yang lain. Untungnya mereka nurut, padahal di tempat yang saya tunjuk sudah dapat dipastikan tidak akan ada barang yang mereka cari …ha…ha…ha.

Tapi ada juga pembeli yang balik lagi setelah mereka nyari ke tempat yang saya tunjuk. Mereka biasanya tanya lagi …I didn’t find the goods …where I can find it?’ tanya mereka sambil melihat ke saya. Nah kalau sudah begini …pusing deh…, karena saya juga tidak tahu, terpaksa jurus pamungkas dikeluarkan. Saya bilang ‘I am sorry I don’t know. It’s my first day here’ ..Jawab saya dengan nada yang sengaja dibikin agak memelas. Mendengar jawaban itu mereka bukan marah ….tapi malah menjabat tangan saya sambil berkata ‘Is it? ..Congratulation’ katanya ‘No problem, I can find it by my self’ katanya melanjutkan.
Jurus itu saya pakai, karena saya tahu orang Australia sangat menghargai orang yang mau bekerja. Di sana orang yang nganggur disantun negara, kalau mereka bisa menyimpan uang dan tidak menghambur-menghamburkannya, mereka bisa mengumpulkan uang itu buat beli mobil atau jalan-jalan ke luar negeri. Uang santunan penganggur lebih besar dari pada uang saya. Santunan itu diberikan setiap minggu. Bahkan tidak sedikit yang kemudian pergi ke Bali. Jadi orang Australia yang jadi turis di Bali …tidak sedikit lho yang di negara asalnya pengangguran. Tapi karena mereka kalau dapat santunan merasa tertekan secara psikis …biasanya mereka melarikan diri ke alcohol. Jadi banyak penganggur yang alcoholic.

Di Ausie, orang yang jobless (pengganggur) atau yang miskin sekalipun tidak akan pernah kelaparan, karena selain dapat santunan, di toko-toko juga disediakan barang generik (di kita yang generik itu cuma obat. Di sana segala macam ada generiknya). Jadi dari mulai es krim, coklat, kopi, susu, dan bahkan film untuk kamera ….ada generiknya, dan tentu saja harganya murah. Contoh es-krim satu kotak besar, kalau yang ada merknya AUS $ 20, sedangkan kalau generic dengan ukuran yang sama cuma AUS $ 2.5.
Hebatnya orang yang tidak miskin tidak pernah mau membeli barang generik, karena mereka merasa tidak berhak untuk membeli itu. Lha kalau di kita? Yang beli beras miskin (raskin) itu ada juga orang kaya …raskinnya terus ditimbun ….habis itu dijual lagi …biar dapat untung. Selain itu, kompor gas dan tabung gas untuk pengganti minyak tanah saja ada yang jatuh ke orang-orang yang tidak berhak alais tidak miskin.
aneh memang ya orang kita ini …wong digolongkan miskin koq seneng?

Kembali ke magang, jurus seperti itu selalu saya keluarkan setiap saya kebingungan nyari barang di department store, setiap bingung dengan pertanyaan pembeli selalu saya bilang ‘It’s my first day …..’ . Untung mereka pada percaya …padahal saya sering ngomong begitu ….ha…ha…ha…bule bisa juga dikibulin. Yang berat lagi karena lagi puasa kan agak lemes, kalau di Indonesia hampir semua maklum kalau sedang puasa kerja kita boleh ‘agak lambat’. Di Ausie mereka nggak peduli mau lagi puasa …mau enggak …yang jelas kerja harus sesuai SOP (Standard Operational Procedure).

Bulan puasa, natal , tahun baru, dan lebaran waktunya hampir bersamaaan, jadi satu minggu sebelum natal saya libur. Waktu Natal tiba, Maria dan keponakan-keponakannya merayakan natal di apartment …saya ikut tukar menukar kado …dan dapat pisau lipat Swiss Victorinoc (pisau lipat itu sampai sekarang masih saya simpan).

Karena kuliah masih libur terus masih puasa, saya sering janjian sama teman untuk jalan-jalan. Puasa kalau di rumah saja kan suntuk. Saya biasanya jam 10 pagi sudah mulai keliling kota. Setelah itu ke pantai (kalau musim panas pantai penuh sesak dengan orang yang berenang. Walau musim panas, kecuali di kantor, orang Ausie jarang pakai AC di rumah). Liburan ke pantai? Wong namanya orang di pantai 99,9% ya pakaiannya bikini bahkan ada yang no bra ….sedangkan saya lagi puasa …dilihat dosa ….enggak dilihat …lha wong kelihatan ….pusing deh!

Selama musim panas, selain pantai banyak juga sebetulnya tempat untuk ‘hang out’. Di hampir setiap sudut kota kalau week end banyak pertunjukkan musik gratis. Ada jazz, Pop, Blues …. Selain pertunjukkan musik, pameran juga ada.

Berburu souvenir masih terus dilakukan. Beberapa teman Ausie memberi saran kalau ingin belanja dengan harga yang agak murah jangan lagi deket natal, coba deh lagi ‘boxing day’ katanya. Boxing day? Saya mikir, apa itu? Awalnya saya pikir di Ausie akan ada pertandingan tinju ‘…gila…untuk pertandingan tinju saja mereka sampai memberi nama hari secara khusus ….hebat juga’ gumam saya dalam hati. Eh….ternyata boxing day itu enggak ada hubungan sama sekali sama tinju. Boxing day adalah hari setelah perayaan natal …jadi karena orang-orang mau merayakan natal pada membeli barang-barang baru, otomatis harga-harga jadi mahal. Setelah natal pembelian produk biasanya sepi …nah disitulah boxing day. Belanja pada waktu boxing day biasanya antri, karena selain harganya murah …diskonnya juga banyak.

Istilah bahasa Inggris banyak juga yang aneh. Selain boxing day, saya ingat ada tulisan di jalan yang bunyinya ‘Don’t Walk’. Setelah tanya sana sini, akhirnya saya tahu ‘don’t walk’ artinya dilarang menyebrang!.

………………………………
Tanggal 31 Desember 1998, sore hari saya dengan beberapa teman (kami semua sekitar 6 orang) sudah kumpul dan siap menuju kawasan Sydney Opera House untuk melihat pertunjukkan fire works (kembang api). Sebelum berangkat, kami menyiapkan segala sesuatu termasuk makanan dan minuman untuk buka puasa. Kami beli makanan yang praktis… Pizza. Kurang lebih jam 6 sore, Sydney Opera House dan sekitarnya mulai dipenuhi banyak orang (pertunjukkan kembang api yang menelan biaya milyaran rupiah ini merupakan acara tahunan di Ausie dalam menyambut tahun baru. Ini dilakukan setiap tahun sampai sekarang)

Jam 8 malam, opera house mulai penuh sesak. Banyak artis dan orang-orang penting Australia datang ke opera house dan masuk ke dalam gedung untuk menyaksikan pertunjukkan opera (karena bukan artis …saya..ya cuma di luar …ha…ha…ha..). orang-orang berteriak-teriak melihat artis idola mereka. Sementara yang lain hanya bisa melihat di luar gedung sambil menunggu pertunjukkan kembang api. Suasananya meriah sekali, orang hilir mudik, berebut tempat untuk mencari ‘the best view’ dan lain sebagainya.
Setelah buka puasa …minum…nunggu ..nunggu lagi …akhirnya tiba saatnya pertunjukkan kembang api. Lampu di sekitar Sydney Opera House dan disekitar Sydney Harbour Bridge dipadamkan, kemudian terdengar suara …siuuuuuuuuuut…dor…siuuuuuuuuuuuut dor …..kembang api meluncur dan meledak bersahutan di langit Sydney diiringi teriakan orang-orang yang menontonnya. Pertunjukkan kembang api berlangsung lebih dari satu jam. Setelah pertunjukkan kembang api selesai, orang-orang berpelukan dengan siapa saja yang ada didekatnya dan saling mengucapkan ‘Happy New Year …Happy New Year, Mate’. Pemuda-pemuda Sydney ..(maaf)..bahkan mencium beberapa pipi perempuan yang ada didekatnya ….sambil mengucap ‘Happy New Year’. Teman saya yang perempuan ..pipinya dicium bule …dia kaget, malu …tapi kayaknya rada senang juga tuh …ha…ha…ha …(soalnya setelah itu dia ketawa-ketawa). Sumpah …..meriah sekali suasananya saat itu.

………………………..
Ketika lebaran tiba, saya dan kawan-kawan sholat Ied di daerah Maroubra di mana banyak orang Indonesia tinggal. Setelah sholat kami semua bersalam-salaman, kemudian sibuk cari telepon umum untuk ngontak keluarga di Indonesia. Saya telpon orang tua ke Bandung untuk meminta maaf dan mohon do’a supaya bisa menyelesaikan program dengan baik, saya juga telpon istri dan anak-anak di Cirebon. Anak ke dua yang waktu saya tinggal pergi, ngomongnya belum lancar …sekarang sudah mulai cerewet …banyak sekali ngomongnya ….membayangkan mereka waktu itu sediiiiiiiiiiiiih sekali ….rasa kangen yang tak tertahankan tiba-tiba menyergap tubuh.
Selesai telpon-telponan, kami semua menuju ke Sydney Botanical Garden (kebun raya sydey), letaknya tidak jauh dari Sydney Opera House. Di sana kami makan-makan, bikin acara, saling bermaaf-maafan, nyanyi-nyanyi …pokoknya bergembira bersama. Lebaran di negeri orang tentu saja berbeda dengan di Indonesia. Saya kehilangan suasana lebaran …di sana tidak ada orang yang menyiapkan lontong plus kari ayam …makanan khas lebaran, tidak ada orang yang datang bersalaman …dan lain sebagainya …pokoknya ‘I lost the special atmosphere’.

Selesai acara di Sydney Botanical Garden, saya dan beberapa teman (yang tinggalnya saling berdekatan) kemudian melanjutkan acara kumpul-kumpul di tempat salah seorang teman di daerah green wich. Tempat dia agak luas …sedikit berbukit …ada lapangan tenisnya …pokoknya asyik untuk tempat kumpul-kumpul. Kami kembali makan-makan dan bernyanyi bersama (kebetulan salah seorang dari kami sempat beli gitar beberapa minggu sebelumnya).

Oh ya, saya juga nelpon beberapa teman dan saudara di tanah air untuk mengucapkan selamat idul fitri …mereka surprise …lebih-lebih mendengar kabar saya baik-baik saja.
Selengkapnya...

Contact Form

Name
Email Address
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

aditif domain hosting